Tuesday, August 25, 2009

2 LATE 4 TEARS

Death knocked on a bedroom door.
"Who is there?' the sleeping one cried.
"I'm Angel Izrael, let me inside."

At once, the man began to shiver
As one sweating in deadly fever.

He shouted to his wife
"Don't let the Angel take my life."

"O Angel of Death, I am not ready yet
My family, on me depend
Give me a chance to go back and mend."

The Angel Knocked again.

"O Man, it's your soul that I require
I come not with my own desire"
Bewildered, the man began to cry
"O Angel, I'm so afraid to die."

"Let me remain here as your slave,
Don't send me to the grave."

"Let me in, O Man" the Angel said.

"Open the door, get up from your bed,
You can't stop me from coming in
Angels can go through objects thick and thin."

The man held a gun in his right hand
Ready to defy the Angel's stand.

"I'll point my gun towards your head
You dare come in - I'll shot you dead."

By now, the Angel was in the room
Saying " O Man, Prepare for your doom
Foolish Man - Angels never die
Put down your gun and do not sigh
Why are you afraid - tell me O Man
To die according to Allah's plan?"

"O Angel, I bow my head in shame
I Had no time to remember Allah's name
From dawn till dusk, I made my wealth
Not even caring for my spiritual health.

Allah's commands I never obeyed
nor five times a day I ever prayed
A Ramadhan came and a Ramadhan went
But no time had I to repent.

The Hajj was already obligatory upon me
But I would not part with my money
All charities I did ignore
Taking usually more and more.

Sometimes I sipped my favourite wine
With flirting women I sat to dine
O Angel I appeal to you
Spare my life for a year or two.

The laws of The Quran, i will obey
I'll begin Shalat - this very day
My fast and hajj I will complete
And keep away from self-conceit.

I will refrain from usury
And give my wealth to charities
Wine and unlawful women I will detest
Allah's oneness I will attest"

"We Angels do what Allah demands
We cannot go against His commands
Death is ordained for everyone
Father, mother, daughter and son.

I'm afraid this moment is your last
Now be reminded of your past
I do understand your fears
But it is now too late for tears.

You live in this world
Two score or more

Your parents you did not obey
Hungry beggars, you turned away

Your two ill-mannered, female offsprings
In nightclubs for livelihood they sing
Instead of making more Muslim
You made your children non-Muslim

You ignored the Adhan (Call to Prayer)
Nor did you recite the Holy Quran
Breaking promises all your life
Backbiting friends and causing strife.

From hoarded goods, great profit you made
And your poor workers, you underpaid
Horses and cards were your leisure
Money-making was your pleasure

You ate and ate, and grew more fat
With the very sick, you never sat
A little donation, you never gave
That could a little baby save

You thought you're clever and strong
But O Man, You've done enough wrong.

Paradise for you? I cannot tell
The disbeliever will dwell in hell
There is no time for you to repent
I'' take your soul for which I am sent."

Adopted by Dr Y Mansoor Marican, Ph.D from "Operation Death" by G.H.E. Vanker
www.islamalways.com)

Tuesday, August 18, 2009

once and for all...just STOP!

"Racist? Who? Me... What the hey?"

Itu le reaksi tergezut beruk aku bila dilabel dengan tag 'panas' tu. Salahnya? Aku cuma komen, orang Melayu ni, memang dari dulu sampai la lekat dengan sikap dan sakit PhD...ada jek alasan untuk bercerai roboh. Kalau tak pasal asal keturunan, sibuk dengan sikap kenegerian..kalau tak pasal harta benda, sibuk dengan rupa paras..dan sekarang ni, dah le tak bersatu dari segi politik, senang-senang pulak memperkotak-katikkan soal agama. Kenapalah energy hitam kepam dan busuk tu tak difokuskan kepada sesuatu yang positif macam menjana kecemerlangan ekonomi ke, pendidikan ke or at least mengukuhkan ukhwah sesama ummah?

and hanya kerana itu aku dipanggil rasis terhadap bangsa sendiri? well...mate, ko tu sangat tidak adil. Betul, ilmu agama aku tak sedalam mana tetapi siapa yang berdosa bila riak dengan ilmu agama lalu dengan mudah melabel dosa pahala orang? who are you to play God? Kita tahu ke nasib orang lain lebih dari nasib sendiri di akhirat kelak. Sirah dan sejarah banyak membuktikan, tambah pula kalu digali dengan Al-Quran, bahawa ada orang yang kita takrif sebagai sejahat-jahat umat masuk ke syurga kerana kebaikan sebesar biji sawi. jadi, dari jadi judgemental terhadap orang sekeliling, bukankah lebih baik bermuhasabah diri?

Dan kemelayuan aku..kenapa perlu dipersoalkan? Hanya sebab keturunan ko dari dulu sampai sekarang darah melayu tak pernah bercampur dengan pakistan dan cina maka itu sebabnya ko lebih melayu dari aku? or adakah kerana aku berkahwin dengan lelaki berlainan bangsa dan kewarganegaraan maka aku dengan mudah dilabel pengkhianat bangsa?

Aku sayang Melayu, walau dari kecil tok nenek dan keluarga aku sering diejek, dicela dan dicerca orang yang kononnya 'Melayu'. Even before Paki become another four letter word, aku dah pedih telinga dengar orang mengata. Biarlah datuk aku datang jauh merantau, taat setianya dia tak pernah menjaja keburukan orang. Kalau pun kami makan capati lebih dari nasi, tak semestinya lidah kami pelat tak macam orang yang makan sambal belacan dan masak lemak cili padi.

And just because laki aku cakap Melayu pun tak reti, jangan ingat le ko boleh sesuka hati nak halau aku dari bumi Malaysia ni. Aku rasa dah sampai masanya mata kita dibuka luas untuk melihat lebih jauh dari spektrum warna kulit dan bangsa. Kenapa tak boleh jadi Bangsa Malaysia? Aku sedarlah ada hak dan kepentingan yang nak dijaga tapi kalau benar sangatlah kita sayangkan negara tanah tumpah darah kita ni, kena masih harmoni dengan cara yang tidak sihat? teringat kata-kata adibah amin (if i'm not mistaken) kita harmoni kerana selalu beralah dan mengelak. kita terlalu berhati-hati agar tak melukakan orang lain walau diri berdarah tak berhenti. this is where, aku rasa, kalau kita benar-benar hayati maksud perpaduan, patriotisme dan kemerdekaan, kita boleh hidup aman damai tak kisah apa bangsa dan agama. When we know how to respect others, than we can build trust and nationhood. kalau salah kena accept le salah, kalau betul sama-sama jadikan amalan. jangan cepat melatah beb.

tapi kalau dengan orang sebangsa pun kita sibuk nak tunjuk lagak ayam laga... tak payahlah laung-laung semangat cinta negara, bangsa dan agama. Dok lah di takuk lama, berkokok cerita yang sama. Maka sebab tu bila dah terkulat-kulat, dengan senang wak lu je nak tuduh aku rasis dan fasist.

Hmm...aku bukan Nazi. Aku neo-Malay. it's time to shut up your bloody mouth dan accept hakikat...aku pun melayu jugak.

Adios.

MY FEELINGS IN A NUTCASE

ANAK KECIL MAIN API

Anak kecil main api
Terbakar hatinya yang sepi
Air mata darah bercampur keringat
Bumi dipijak milik orang

Nenek moyang kaya raya
Tergadai seluruh harta benda
Akibat sengketa sesamalah kita
Cinta lenyap diarus zaman

Indahnya bumi kita ini
Warisan berkurun lamanya
Hasil mengalir ketangan yang lain
Peribumi merintih sendiri

Masa depan sungguh kelam
Kan lenyap peristiwa semalam
Tertutuplah hati terkunci mati
Maruah peribadi dah hilang

Kini kita cuma tinggal kuasa
Yang akan menentukan bangsa
Bersatulah hati bersama berbakti
Pulih kembali harga diri

Kita sudah tiada masa
Majulah dengan maha perkasa
Janganlah terlalai teruskan usaha
Melayukan gagah dinusantara